Pada setiap 1 ton semen minimal membutuhkan 4 ton pasir,
sayangnya sebagian besar dari pasir itu berkualitas jelek, sehingga hasil
bangunannya akan berkualitas rendah pula, berikut beberapa tips untuk mengenali
pasir berkualitas baik dan pasir jelek.
Beton
|
0.07mm to 5mm
|
Plester, Pasangan Bata, Floor
Screed
|
< 2.4mm
|
Keramik, Thinbed
|
< 0.3mm
|
Acian
|
< 0.07mm
|
Kebutuhan air pada Pasir-Semen
Sebagian besar masalah seperti retak atau lepas pada pasangan
bata, plester atau screed lantai berasal dari pasir berkualitas buruk. Pasir
berukuran sama atau bentuk pipih datar atau pasir permukaan halus akan
membutuhkan lebih banyak air dan lebih banyak semen.
Kebutuhan air yang tinggi akan menghasilkan air bebas dalam
campuran yang akan mengurangi kekuatan dan meningkatkan retak susut.
Bentuk
Bentuk partikel pasir yang baik adalah bulat bersudut/bulat
kasar. Ia mempunyai bentuk sudut-sudut kasar disekelilingnya sehingga membentuk
struktur yang baik. Bentuk yang terburuk adalah tajam dan pipih sulit untuk
diaduk ,mudah melorot ( sagging ) dan mudah retak. Bulat halus bukan pilihan
terbaik pula dan tidak baik untuk mortar akan mudah melorot ( sagging ) dan
lepas pada saat aplikasi plaster.
Permukaan
Permukaan yang terlalu halus membuat kristal semen tidak mudah
mengikat. Permukaan yang terbaik adalah kasar dengan sedikit menyerap sehingga
semen akan mudah membentuk suatu ikatan dengan air dan permukaan yang
bertekstur.
Ukuran partikel yang sama akan mudah jatuh dan lepas pada
aplkasi plaster. Campuran pasir dari ukuran yang kecil sampai besar akan
membuat lebih kuat plastering. Lebih mudah diaplikasi, lebih tahan retak dan
air yang dibutuhkan lebih sedikit.
Pengotor pada pasir
Pasir berasal dari sungai dan limpasan air yang mengikis
bebatuan dan melepaskan partikel kecil. Partikel kecil mengendap ke daerah yang
lebih tinggi pada saat air mengalir lebih lambat.
Selama proses erosi ada banyak kotoran yang bisa bercampur
dengan pasir yang berbahaya bagi campuran.
- Kandungan tanah liat reaktif bisa terbentuk dari erosi micas. Partikel ini akan menyusut saat mengering dan melebar kembali saat basah menyebabkan retak pada plester. SNI 03-6820-2002 menetapkan kandungan lumpur pada pasir maksimum 5%.
- Silt adalah bahan halus yang tidak reaktif.
- Kotoran organik berasal dari kayu atau tumbuhan yang telah jatuh ke pasir dan busuk selama bertahun-tahun. Mereka bisa dilihat sebagai partikel lembut gelap yang mudah ditumbuk. Kandungan organik harus nol SNI 03-6820 karena bahan tersebut memiliki reaksi kimiawi yang mengurangi kekuatan semen. Hal ini sangat berbahaya bagi beton struktural. Pada dinding basah kandungan organik juga akan menghasilkan noda coklat pada plester yang bisa keluar melalui acian dan cat.
Tes Kadar lumpur (tanah liat ) dan silt
Tempatkan pasir di gelas atau wadah plastik kemudian isi dengan
air. Kocok wadah dengan rata dan diamkan selama 20 menit. Lumpur dan tanah liat
akan membentuk lapisan di bagian atas dan dapat diukur persentasenya
(%) dari
total.
Tes lain untuk tanah liat adalah menggosok pasir di tangan anda
dan amati bekas noda tanah liat kuning di tangan anda.
Organik Tinggi |
Tes Kadar Organik
Tambahkan 3% kristal NaOH dalam air dan tambahkan pasir sampai
sekitar setengah dari volume air kemudian diaduk dengan rata. Jika warna air
berubah menjadi coklat tua maka kandungan Organiknya tinggi. Air yang jernih
menunjukkan hasil kadar Organik yang nol.
Pasir Laut
Kandungan garam pada pasir laut yang tinggi harus dicuci bersih
sebelum digunakan. Pasir laut yang tidak dicuci akan menimbulkan korosi pada
setiap kontak dengan bahan bangunan besi, baja atau penguat lainnya. Hal ini
juga bisa menimbulkan garam putih di
permukaan.
Pasir Pabrikasi (M-Sand)
Sebagian besar pasir di Indonesia berasal dari pertambangan
ilegal yang merusak lingkungan. Sungai dan pantai ditambang sehingga merusak
ekologi sungai dan laut.
![]() |
M-Sand |
Pasir berproduksi umumnya memiliki kekuatan lebih tinggi
dibandingkan pasir alam dan mengurangi risiko retak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar